Ayat Suci Dalam Kromosom Manusia
Seorang ilmuwan yang penemuannya sehebat
Gallileo, Newton dan Einstein yang berhasil membuktikan tentang keterkaitan
antara Alquran dan rancang struktur tubuh manusia adalah Dr. Ahmad Khan. Dia
adalah lulusan Summa Cumlaude dari Duke University . Walaupun ia ilmuwan muda
yang tengah menanjak, terlihat cintanya hanya untuk Allah dan untuk penelitian
genetiknya. Ruang kerjanya yang dihiasi kaligrafi, kertas-kertas penghargaan,
tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci yang sering dibukanya, menunjukkan
bahwa ia merupakan kombinasi dari 'ilmuwan dan pecinta kitab suci.
Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia
ilmu pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi
Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong
penelitiannya adalah Surat "Fussilat" ayat 53 yang juga dikuatkan
dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada.
Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib pada
waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu
biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut:
"...Sanuriihim
ayatinaa filafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu
ul-haqq..." Yang artinya; Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda
kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa
ini adalah kebenaran".
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan
adalah kata "ayatinaa" yang memiliki makna "Ayat Allah",
dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri
manusia. Menurut Ahmad Khan ayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy
Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat
Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika
dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area
tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah.
Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh
sekali dari makna sampah.Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut
merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda
kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana disindir oleh Allah; Afala
tafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?).
Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama
Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya
mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk
meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya
untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada
cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran.
Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang
pertama "Bismillah ir Rahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi
Khalq"; "bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ayat
tersebut adalah awal dari surat Al-A'laq yang merupakan surat pertama yang
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan
ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai
sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Dalam wawancara yang dikutip "Ummi"
edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: "Saya yakin penemuan ini luar biasa,
dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya
dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini
sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu
alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan
Aris Dreisman dari Universitas Berlin.
Ahmad Khan kemudian menghimpun
penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode
genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing
kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan
menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan
"Semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin
menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak
bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga
non-muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan
agama.
Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan.
Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu
keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik
para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi
pendidikan atau pada level pemerintah. Memfasilitasi serta memberi dukungan
secara moral dan finansial.
Terbukanya Tabir Hati Ahli Farmakologi
Thailand
Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Chiang Mai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat
membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika. Keith Moore adalah ahli
Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang
menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena
ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten
menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5
orang menyatakan diri masuk Islam.
Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain
sebagai berkut;
"Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap
ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali
kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain
agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana."
Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita
terdiri atas 3 lapisan global yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada
lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada
saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus sub cutis)
salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien. Hal ini disebabkan
karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan
efferent yang mengatur sensasi persefsi.
Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit
yang rusak pada saat ia menyiksa hambaNya yang kafir supaya hambaNya tersebut
dapat merasakan pedihnya azab Allah tersebut. Mahabesar Allah yang telah
menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaranNya lewat sel
tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb.
Rabbana makhalqta hada batila, Ya...Allah tidak
ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia.
Dari Bahtera Menuju Islam
Seorang pakar kelautan menyatakan betapa
terpesonanya ia kepada Alquran yang telah memberikan jawaban dari pencariannya
selama ini. Prof. Jackues Yves Costeau seorang oceanografer, yang sering muncul
di televisi pada acara Discovey, ketika sedang menyelam menemukan beberapa mata
air tawar di tengah kedalaman lautan. Mata air tersebut berbeda kadar kimia,
warna dan rasanya serta tidak bercampur dengan air laut yang lainnya.
Bertahun-tahun ia berusaha mengadakan penelitian dan mencari jawaban misteri
tersebut. Sampai suatu hari bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia
menjelaskan tentang ayat Alquran Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat Al-Furqon
ayat 53. Awalnya ayat itu ditafsirkan muara sungai tetapi pada muara sungai
ternyata tidak ditemukan mutiara. Terpesonalah Mr. Costeau sampai ia masuk
Islam. Kutipan ayat tersebut antara lain sebagai berikut:
Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir
(berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia
jadikan antar-keduanya dinding dan batas yang menghalang (QS Al-Furqon: 53).
Berdasarkan contoh kasus di atas, dapat memberikan
gambaran pada kita bahwa ayat suci Alquran mampu menjelaskan fenomena
Cromosome,Anatomi, Oceanografi, Keperawatan dan antariksa baca "Jurnal
Keperawatan Unpad" edisi 4, hal 64-70).
Sebenarnya masih banyak ayat-ayat Alquran yang
menerangkan fenomena evolution and genetic seperti QS As-Sajdah 4, QS al-A'raf
53, QS Yusuf 3, QS Hud 7, tetapi karena keterbatasan ruangan pada kolom ini,
serta dengan segala keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis,
maka kepada Allah jualah hendaknya kita berharap dan hanya Allah-lah yang
Mahaluas dan Mahatinggi ilmunya. Wallahu a'lam.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar