PPP.OR.ID-KHAZANAH. Rasulullah SAW bersabda : “…. Andaikata manusia itu tahu apa yang ada di suasana gelap waktu Isya’ dan Subuh pasti mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak.” (HR. Thabrani dan Hakim)
Mungkin sebagian dari
Anda pernah bertanya-tanya, mengapa shalat harus dikerjakan sebanyak lima kali
dalam sehari semalam dan kenapa sebaiknya dilakukan di awal waktu? Jawaban
pertanyaan itu sangat terkait dengan rahasia di balik waktu-waktu di mana kita
diperintahkan untuk mengerjakan shalat-shalat tersebut. Rahasia itu terungkap
berdasarkan beberapa penelitian dan pengamatan para pakar di bidangnya.
Setiap peralihan waktu shalat, sebenarnya bersamaan dengan terjadinya perubahan energi alam yang dapat diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam adalah sesuatu yang tidak asing bagi mereka yang akrab dengan dunia fotografi.
Setiap peralihan waktu shalat, sebenarnya bersamaan dengan terjadinya perubahan energi alam yang dapat diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam adalah sesuatu yang tidak asing bagi mereka yang akrab dengan dunia fotografi.
Pada waktu subuh, alam
berada dalam spektrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid
(kelenjar gondok). Dalam fisiologi, tiroid memiliki pengaruh terhadap sistem
metabolisme tubuh manusia. Warna biru muda juga memunyai rahasia tersendiri
berkaitan dengan rezeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur
pulas pada waktu subuh akan menghadapi masalah rezeki dan komunikasi. Hal ini
terjadi karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika ruh
dan jasad masih tertidur. Pada saat adzan subuh berkumandang, tenaga alam ini
berada pada tingkat optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh
kita terutama pada waktu rukuk dan sujud.
Ketika memasuki waktu
zhuhur, warna alam menguning dan berpengaruh terhadap perut dan sistem
pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga memiliki pengaruh
terhadap hati. Di samping itu, warna kuning juga memunyai rahasia yang
berkaitan dengan keceriaan seseorang. Jadi, mereka yang selalu ketinggalan atau
melewatkan shalat zhuhur berulang-ulang kali akan menghadapi masalah dalam
sistem pencernaannya serta berkurang keceriaannya.
Saat ashar, warna alam
berubah menjadi oranye. Hal ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan
terhadap kondisi prostat, uterus, ovary, testis, dan sistem reproduksi secara
keseluruhan. Warna oranye di alam juga bisa memengaruhi kreativitas seseorang. Orang
yang kerap tertinggal waktu ashar akan menurun daya kreativitasnya. Di samping
itu, organ-organ reproduksi juga akan kehilangan energi positif dari warna alam
tersebut.
Menjelang maghrib,
warna alam berubah menjadi merah. Pada waktu itu, kita kerap mendengar nasihat
orang-orang tua agar kita tidak berada di luar rumah. Nasihat tersebut ada
benarnya karena saat maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi
jin dan iblis. Pada waktu ini, jin dan iblis amat bertenaga karena mereka
beresonansi atau ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang berada
dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan shalat maghrib. Hal
itu lebih baik dan lebih aman karena pada waktu ini banyak interferens atau
tumpang tindihnya dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir
sama dan dapat menimbulkan fatamorgana yang dapat merusak penglihatan kita.
Sedangkan ketika waktu
isya’, alam berubah menjadi nila dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu isya’
menyimpan rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan
sistem kontrol otak. Mereka yang kerap ketinggalan waktu isya’ akan sering
merasa gelisah. Ketika alam diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk
mengistirahatkan jiwa dan raga. Dengan tidur waktu itu, kondisi jiwa kita
berada pada gelombang delta dengan frekuensi di bawah 4 Hz dan seluruh sistem
tubuh memasuki waktu istirahat.
Selepas tengah malam,
alam mulai bersinar kembali dengan warna putih, merah jambu, dan kemudian ungu.
Perubahan warna ini selaras dengan frekuensi kelenjar pineal (otak kecil),
kelenjar pituitary (bawah otak), thalamus, dan hypothalamus. Maka, kita
sepatutnya bangun dari tidur pada waktu ini dan mengerjakan shalat malam.
Demikian sebagian kecil dari penjelasan Prof. Riset. DR. Ir. H. Osly Rachman, MS. dalam bukunya, “The Science of Shalat”. Ia menguraikannya secara luas tentang lautan hikmah shalat menurut ilmu pengetahuan atau sains. Bahkan, lebih jauh lagi ia mengupas shalat laksana sebagai suatu kesatuan utuh antara kesehatan, ibadah, rezeki, psikologi, dan lain sebagainya. Tentu nilai manfaat yang terkandung di dalam shalat ini jika diaplikasikan, tidak hanya akan mengantarkan seseorang menuju ketakwaan, tapi juga bisa menggapai hidup yang paripurna dan bahagia.
Demikian sebagian kecil dari penjelasan Prof. Riset. DR. Ir. H. Osly Rachman, MS. dalam bukunya, “The Science of Shalat”. Ia menguraikannya secara luas tentang lautan hikmah shalat menurut ilmu pengetahuan atau sains. Bahkan, lebih jauh lagi ia mengupas shalat laksana sebagai suatu kesatuan utuh antara kesehatan, ibadah, rezeki, psikologi, dan lain sebagainya. Tentu nilai manfaat yang terkandung di dalam shalat ini jika diaplikasikan, tidak hanya akan mengantarkan seseorang menuju ketakwaan, tapi juga bisa menggapai hidup yang paripurna dan bahagia.
Buku terbitan
QultumMedia ini dibuka dengan penjelasan untuk apa kita shalat, mukjizat shalat
dari segi waktu dan jumlah rakaat, korelasi ajaib antara waktu shalat dan
energi alam, mukjizat shalat subuh, shalat tahajud sebagai antistres, dan
antinyeri sendi dengan shalat dhuha.
Lebih lanjut lagi,
penulis menjelaskan tentang rahasia dan hikmah wudhu menurut aspek kesehatan,
filosofi kiblat dan cara menentukannya secara mudah dengan garis matahari.
Kemudian, dilanjutkan dengan aplikasi gerakan shalat sebagai terapi kesehatan
yang dimulai dari berdiri, rukuk,hingga salam yang dilengkapi dengan keutamaan
khusyuk dan menggapainya dalam shalat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar