Sesungguhnya setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, tergantung kepada orang tua yang membentuknya. Mau dijadikan apa anak-anaknya kelak, ini mengindikasikan bahwa peran orang tua, lingkungan dan pendidikan yang ditanamkan kepada anaknya sangatlah besar dalam membentuk karakter dan watak si anak di masa depannya. Hal ini sebagaimana tergambar dalam sabda Rasulullah:
Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani, dan Majusi” (HR. Bukhari)
Terkait dengan anak, Al-Qur`an mengingatkan, bahwa disampaing anak sebagai harapan, buah hati dan perhiasaan duniawi, anak juga merupakan fitnah, cobaan dan ujian. Dengan kehadiran anak itu Allah SWT mencoba dan menguji manusia dengan tanggung jawab untuk merawat, mengasuh dan mendidiknya sebagai generasi penerus agar mereka kelak menajdi insan yang taqwa kepad Allah, sehat jasmani dan rohani, cerdas dan terampil serta tanggap terhadap tantangan zamannya. Apakah orang tua mampu menunaikan tanggungjawab itu? Dalam hal ini Allah berfirman dalam Al-Qur`an (QS. At-Taghabun; 15)
Artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”
Harapan orang tua terhadap anaknya tercermin dalam do`a dan sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur`an (QS. Ali Imran: 35
Dalam surah lainnya, Al-Qur`an menggambarkan harapan orang tua terhadap masa depan anaknya sebagaimana digambarkan dalam do`a yang dilakukan oleh istri Imran dalam Al-Qur`an (QS. Ali-Imran: 35)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar