Selasa, 30 Desember 2014
Ketika Do'a kita sulit Terkabul
10 Hal yang membuat Doa tidak terkabul
1.Kamu mengenal Allah, tapi kamu tidak melaksanakan hak-Nya.
2.Kamu membaca kitab Allah, tapi kamu tidak pernah mengamalkannya.
3.Kamu tahu bahwa iblis adalah musuh, tapi kamu tetap mengikutinya perintahnya.
4.Kamu menyatakan cinta kepada Rasullullah SAW, tapi kamu meninggalkan sunnahnya.
5.Kamu menyatakan ingin masuk surga, tapi kamu tidak pernah mengamalkan amalan ahli surga.
6.Kamu mengaku takut masuk neraka. tapi kamu tetap berbuat dosa.
7.Kamu tahu kematian pasti datang, tapi kamu tidak pernah melakukan persiapan untuk mati.
8.Kamu selalu memperhatikan kesalahan orang lain, tapi kamu tidak memperhatikan kesalahan kesalahanmu sendiri.
9.Kamu senang memakan rizqi dari Allah, tapi kamu tidak pernah bersyukur pada-Nya.
10.Kamu sering mengantar jenazah ke kubur, tapi kamu tidak mau mengmbil pelajaran darinya.
=======================
Jika ada yang bertanya, “Aku sudah seringkali berdo'a, namun mengapa impianku belum tercapai juga?” Kami bisa memberi jawaban sebagai berikut:
Pertama: Do'a boleh jadi terkabul, namun kita saja yang tidak mengetahui bentuk terkabulnya. Terkabulnya do'a bisa jadi dengan dipalingkan dari kejelekan dari do'a yang kita minta. Dan boleh jadi Allah simpan terkabulnya do'a tadi di akhirat kelak. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad, dari Abu Sa'id; derajat hasan)
Contohnya seseorang berdo'a, “Allahummar-zuqnii, Allahummar-zuqnii” (Ya Allah, berilah aku rizki. Ya Allah, berilah aku rizki). Boleh jadi do'a tersebut, Allah kabulkan segera atau diakhirkan. Allah Ta'ala Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba tersebut. Bahkan boleh jadi pula, Allah simpan do'a tersebut untuk meninggikan derajatnya di surga. Ini tentu saja lebih tinggi dari kebahagiaan di dunia. Kebahagiaan di akhirat kelak tentu jauh berbeda dari kebahagiaan di dunia. Malik bin Dinar mengatakan,
“Seandainya dunia adalah emas yang akan fana, dan akhirat adalah tembikar yang kekal abadi, maka tentu saja seseorang wajib memilih sesuatu yang kekal abadi (yaitu tembikar) daripada emas yang nanti akan fana. Lalu bagaimana lagi jika akhirat itu adalah emas yang akan kekal abadi dan dunia adalah tembikar yang akan fana?”[5]
Kedua: Terkabulnya do'a boleh jadi diakhirkan agar seseorang tetap giat dan bersemangat dalam berdo'a. Ketika ia giat berdo'a, maka ia pun akan mendapatkan ketinggian derajat di akhirat kelak. Cobalah kita perhatikan apa yang terjadi pada para Nabi 'alaihimush sholaatu wa salaam. Mereka terus saja berdo'a dan memperbanyak do'a, namun terkabulnya do'a mereka diakhirkan agar mereka tetap semangat dalam berdo'a. Di antara contohnya adalah Nabi Ayyub 'alaihis salam yang diberi cobaan penyakit selama 18 tahun sehingga ia pun dijauhi kerabat dan yang lainnya. Namun ia tetap terus berdo'a dan berdo'a. Allah pun memujinya karena kesabarannya tersebut,
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya).” (QS. Shaad: 44)[6]
Ketiga: Boleh jadi do'a tersebut sulit terkabul karena beberapa faktor penghalang. Di antara faktor penghalang adalah seseorang mengangkat tangan ke langit, namun ia sering mengkonsumsi makanan, minuman dan menggunakan pakaian yang haram atau diperoleh dari hasil yang haram (sebagaimana disebut dalam hadits riwayat Muslim no. 1015, dari Abu Hurairah). Inilah yang membuat do'a seseorang sulit terkabul. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita rajin mengintrospeksi diri, siapa tahu do'a kita tidak kunjung terkabul karena sebab mengkonsumsi yang haram.
Minggu, 21 Desember 2014
Ketika Bencana itu menimpa
Merujuk pada al-Qur’an, bencana itu datang karena
beberapa faktor, di antaranya adalah:
1. Maraknya “kesyirikan” Alloh Ta’ala berfirman ( surat al An’am: 64-65) 64.
Katakanlah:"Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, Kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya."
65. Katakanlah: " dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu,dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasansebahagian yang lain.
Perhatikanlah, betapa kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran kami silih berganti agar mereka memahami(nya)". (QS al An’am/6:64-65)
Keterangan : azab yang datang dari atas seperti hujan batu, petir dan lain lain. yang datang dari bawahseperti gempa bumi, banjir dan sebagainya.
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu.
kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (QS ar Ruum/30:42)
2. Kemaksiatan yang merajalela Firman Allah Ta’ala ( surat ar Ruum/30: 41)
“Telah nampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” .
(QS ar Ruum/30:41)
Ibnu Katsir menafsirkan: “di laut” maksudnya wilayah yang ada di pesisir laut/pantai.
Sedangkan “perbuatan mereka” maksudnya adalah karena banyaknya maksiat yang mereka lakukan.
Wallohu A’lam Juga firman Allah Ta’ala ( surat al Isro’/17: 85) “Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu Telah tertulis di dalam Kitab (Lauh mahfuzh) (al Isro’/17:48)
Dan banyak lagi ayat-ayat alQur’an yang menginformasikan tentang hal ini, termasuk bencana yang menimpa kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, Madyan dll karena kemusyrikan, kemaksiatan serta keangkuhan mereka (tidak mau menerima yang haq) padahal telah jelas keterangan yang haq (al-Qur’an) dari Alloh namun mereka lebih memilih kesesatan.
Langganan:
Postingan (Atom)